Tidak ada kawan dan musuh abadi dalam politik, yang abadi adalah kekuasaan...Itulah yang dikatakan untuk menggambarkan situasi politik sekarang ini. Lihat saja, bagaimana konsolidasi PD-PDIP yang intens. Mungkin saja PD ingin memuluskan rencana-rencana pemerintahan ke depan yang diusungnya (jika menang) di Legislatif. Mungkin juga PDIP sudah mulai pragmatis, sehingga tidaklah mungkin PDIP ke depan menjadi oposan. Mungkin saja, rencana koalisi PD dg PKS, PPP, dan PAN hanyalah isapan jempol. Mungkin juga PKS, PPP, dan PAN akan mengusung sendiri Capres-Cawapres mereka dengan bantuan suara parpol-parpol lainnya. Mungkin...mungkin...dan mungkin, begitu banyak kemungkinan yang disuguhkan ke publik, sehingga situasi menjadi tidak menentu. Inilah akhlaq politik yang tak bermartabat, tidak didasari dasar yang kuat dan agenda yang tepat. Agenda yang ada hanyalah bagi-bagi kekuasaan. Atau jangan-jangan PD hanya dijadikan alat oleh SBY untuk mendukungnya kembali menjadi RI-1 2009-2014. Ya, hanya dijadikan alat sebagai kendaraan saja untuk memuluskan jalan SBY menuju RI-1. Karena skenario SBY RI-1 2009-2014 adalah skenario besar yang dirancang oleh dunia (bukan saja PD dan SBY) yang dimotori oleh USA. Lihat saja, betapa USA telah memberikan sinyal kuat itu dengan kunjungan pertama Menlu USA ke Indonesia. Seakan mereka (USA) menitipkan pesan bahwa USA ingin SBY menjadi RI-1 kembali di 2009 sampai 2014. Dan dipenghujung pemerintahan SBY juga ada majalah TIME (underbow USA) memasukkan SBY ke jajaran 100 orang yang paling sukses dan paling berpengaruh di negerinya. Waow, fantastis karena pemerintahan SBY ini rapuh. Benar, secara makro-ekonomi Indonesia baik (terbukti imbas krisis ekonomi global tidak berpengaruh banyak dalam kehidupan ekonomi di Indonesia), namun pemerintah tidak bisa menjelaskan bahwasanya indeks kemiskinan dan pengangguran makin meningkat. Hal ini, membuktikan mikro-ekonomi negeri ini bermasalah. Maka untuk menutupinya kian banyak informasi keberhasilan pemerintahan SBY yang menyebar luas baik sebelum maupun sesudah PILEG 2009 (hal ini wajar, karena kerja intelejen RI dan USA kian intens). Dan kita harus bersadar diri bahwa SBY akan melenggang tanpa koalisi yang dibentuknya (:baca PD dengan PKS, PPP, dan PAN). Sehingga publik sudah meng-amini bahwa SBY adalah Presiden RI 2009-2014. Sadarkah anda? Maka sangatlah wajar jika SBY menunjukkan dengan arogannya seorang Budiono tanpa terpengaruh oleh koalisi koalisi (ntah itu koalisi besarnya PDIP-GOLKAR-HANURA-GERINDR
----------------------
0 comments:
Post a Comment
jika ada sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan disini, maka saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena memang saya masih pembelajar